Refleksi AtepBale – Pengetahuan sejati bukanlah sekadar tahu banyak hal, menguasai buku, atau menghafal pelajaran. Pengetahuan sejati adalah ketika kita menyadari siapa diri kita, untuk apa kita hidup, dan bagaimana kita harus memperlakukan sesama. Hidup ini singkat, sementara. Seperti ombak di lautan, ia datang dan pergi. Karena itu, pengetahuan membimbing kita untuk tidak membuang waktu untuk kesia-siaan, apalagi berbuat jahat. Sebaliknya, pengetahuan menuntun kita untuk mengisi setiap kesempatan dalam kehidupan kita untuk untuk melakukan tindakan yang bermanfaat, dengan kebaikan yang tulus.
Kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang tidak menunggu besok, tidak menunggu orang lain berbuat lebih dulu, dan tidak berharap balasan. Kebaikan yang sejati adalah tindakan tanpa pamrih, kita lakukan karena hati kita tahu itu benar dan baik. Mungkin suatu saat orang tidak mengerti perbuatan baik yang kita lakukan. Mungkin ada yang mencaci, mengejek, bahkan menolak. Tetapi jangan berhenti, karena kita tahu bahwa kebaikan kecil yang kita lakukan hari ini dapat menjadi benih yang suatu saat akan tumbuh menjadi pohon yang menaungi banyak orang.
Maka mari kita gunakanlah pengetahuan bukan untuk merasa lebih tinggi, melainkan untuk merendahkan hati. Mari kita gunakan pengetahuan untuk menolong dan menyejukkan sekitar, dan kita jadi amal kebajikan sebagai tabungan kebaikan untuk diri dan masa depan nanti. Kita memang insan yang lemah dan mungkin kekurangan, tapi jangan sampai kelemahan dan kekurangan menjadi alasan kita untuk menunda kebaikan kecil hari ini.
Maka mari kita jadikan hari-hari kita menyisakan jejak kebaikan. Tidak perlu besar, tidak harus dipuji. Cukup kita lakukan dengan hati yang jernih. Sebab, di situlah letak kemuliaan hidup: menjadi terang kecil bagi dunia di sekitar kita. Jadi, kalau kita bertanya: “Untuk apa pengetahuan yang kita miliki?” Jawabannya sederhana: untuk membuat hidup kita dan dunia ini jadi lebih baik hari ini, bukan esok hari.
“Pengetahun membuat kita mengerti tentang hidup, tapi kebaikanlah yang membuat hidup kita menjadi berarti”
–Din Nasir
Tinggalkan Balasan