GITA IBU PERTIWI – Dalam tradisi bangsa Indonesia, nilai gotong royong bukan sekadar ajaran moral, tetapi sistem sosial yang telah menjadi roh kolektif masyarakat, dari dusun-dusun kecil hingga ruang-ruang kenegaraan. Di tengah perubahan cepat dunia, nilai Pancasila tidak cukup hanya diajarkan, melainkan harus dihidupkan. Dan itu hanya mungkin jika kita mengubah narasi menjadi aksi, membangun konektivitas nilai antarwarga, dan menghadirkan gotong royong sebagai energi digital yang berdaya.
Sebagai akademisi di bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, saya meyakini bahwa nilai ini harus terus ditransformasikan dalam konteks zaman, termasuk dalam ruang digital yang semakin mendominasi ekosistem kehidupan kita, karena sejatinya, pendidikan bukan hanya soal pengetahuan, tetapi tentang membangun kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga bangsa. Melalui platform digital, program kampanye dan kolaborasi sahabat relawan kebaikan, gerakan sosial-digital edukatif, kita tidak hanya mengajarkan gotong royong melainkan menghidupkannya kembali di tengah tantangan dunia digital.
Melalui ekosistem kolaboratif yang kami inisiasi di Musa Foundation dengan spirit Kebaikan Untuk Semua (#TerhubungDenganKebaikan), Civica Nusantara sebagai Refleksi Pancasila dan Kewargaan Digital Indonesia (#KonektivitasNilaiPancasila), Lentera AtepBale (#RefleksiNilaiPancasila), DirectCitizen (#JagaDigitalBangsa), SakaguruNusa (#NusantaraRamahDigital), dengan misi Gotong Royong Digital Untuk Nusantara, kami berkomitmen menyuburkan nilai-nilai kebangsaan dalam bentuk partisipasi aktif, kolaborasi terbuka, dan aksi kemanusiaan lintas generasi.
Mujtahidin
Akademisi PPKn, Universitas Trunojoyo Madura
mujtahidin@trunojoyo.ac.id.
#KonektivitasNilaiPancasila
#KlikUntukSesama
#JagaDigitalBangsa
#IdeUntukKebaikan
#DariNarasiMenjadiAksi
Tinggalkan Balasan